Breaking News
Loading...
Monday, 22 August 2016

Info Post


<a href="http://charon88.blogspot.com">Klik di sini</a>

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
            Kortisol merupakan glukokortikoid utama didalam tubuh manusia. syndrome chussing merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya peningkatan sekresi kortisol oleh berbagai sebab. Sindrome chussing ini ditandai dengan adanya peningkatan berat badan. distribusi lemak pada bagian leher dan di wajah (moon face) striae berwarna ungu pada kulit,osteoporosis, hiperglikemia, hipertensi, dan lain sebagainya.
            Prevalensi syndrome chussing ini pada laki-laki sebesar 1: 30.000 dan pada perempuan 1:10.000. Angka  kematian ibu yang tinggi pada syndrome chussing disebabkan oleh hipertensi berat (67%),diabetes gestasional (30%),superimposed preeclampsia (10%) dan gagal jantung skunder karena hipertensi berat (10%) . Kematian ibu telah dilaporkan sebanyak 3 kasus dari 65 kehamilan dengan syndrome chussing , dua kasus disebabkan gagal ginjal dan 1 kasus infeksi (Hernaniingsih dan soehita, 2005 )
            Sindrome chussing ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti : Tumor hipofisis,sekresi ACTH ektopik oleh organ nonendokrin, tumor adrenal (adenoma dan karsinoma ), dan penggunaan obat steroid dosis dan jangka lama pada terapi penyakit kronis seperti arthritis rheumatoid, asma bronchial, dan lain sebagainya. Penetapan diagnosis syndrome chussing berdasarkan penyebabnya perlu ditegakkan untuk mempermudah melakukan terapi pada pasien. seperti yang terdapat dalam scenario dimana terdapat pasien yang kemungkinan menderita syndrome chussing namun untuk menentukan penyebabnya harus dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.

B. Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi syndrome chussing
2.      Untuk mengetahui etiologi syndrome chussing
3.      Untuk mengetahui klasifikasi syndrome chussing
4.      Untuk mengetahui manifestasi klinis syndrome chussing
5.      Untuk mengetahui patofisiologi syndrome chussing
6.      Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang syndrome chussing
Untuk mengetahui asuhan keperawatan syndrome chussing



BAB II
KONSEP DASAR TEORI

 1. PENGERTIAN
Cushinge syndrom adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh hiperadrenokortisisme akibat neoplasma korteks adrenal atau adenohipofisis, atau asupan glukokortikoid yang berlebihan. Bila terdapat sekresi sekunder hormon adrenokortikoid yang berlebihan akibat adenoma hipofisis dikenal sebagai Cushing Disease (Dorland, 2002).
Cushing Syndrome atau sindrom cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan oleh paparan berkepanjangan akibat hormone kotisol yang tinggi. Gangguan ini juga sering disebut dengan  hypercortisolism. Sindrom cushing relatif langka dan paling sering mempengaruhi orang dewasa berusia 20 tahun sampai 50 tahun. Orang yang gemuk dan menderita penyakit diabetes tipe 2 dengan hipertensi dan memiliki control buruk akan kadar gula darah, memiliki peningkatan risiko yang lebih besar pada gangguan tersebut (Sylvia, 2006).
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemeberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088). 




 2. ETIOLOGI
Sindrom cushing disebabkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (spontan). Sindrom cushing terjadi ketika jaringan tubuh yang terkena tingkat tinggi kortisol terlalu lama. Banyak orang mengembangkan sindrom cushing karena mereka mengambil hormon glukokortikoid-steroid yang secara kimiawi mirip dengan kortisol yang diproduksi secara alami seperti prednisone untuk asma, rheumatoid arthritis, lupus, dan penyakit inflamasi lainnya. Bahan tersebut juga digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh setelah transplantasi untuk menjaga tubuh dari menolak organ baru atau jaringan. Orang lain mengembangkan sindrom cushing karena tubuh mereka memproduksi terlalu banyak hormon kortisol.
Penyebab paling umum dari sindrom Cushing adalah pemberian glukokortikoid eksogen ditentukan oleh seorang praktisi kesehatan untuk mengobati penyakit lain (disebut sindrom cushing iatrogenik’s). Hal ini dapat menjadi efek pengobatan steroid dari berbagai gangguan seperti asma dan rheumatoid arthritis, atau dalam imunosupresi setelah transplantasi organ. Penambahan ACTH sintetik juga mungkin, tapi ACTH kurang sering diresepkan karena biaya dan kegunaan yang lebih rendah. Meskipun jarang, Sindrom Cushing juga dapat disebabkan penggunaan medroksiprogesteron. Selain itu, beberapa kekacauan sistem tubuh sendiri akan merespon untuk mensekresi kortisol. Biasanya, ACTH dilepaskan dari kelenjar pituitari bila diperlukan untuk merangsang pelepasan kortisol dari kelenjar adrenal. Dalam pituitari Cushing, seorang adenoma jinak mengeluarkan ACTH hipofisis. Ini juga dikenal sebagai penyakit Cushing dan bertanggung jawab atas 70% dari sindrom Cushing endogen’s. Sindrom Cushing juga disebabkan oleh tumor hipofisis atau tumor yang melepaskan ACTH (Niemen, 2005).

Pada tumor korteks adrenal dapat terjadi tanpa bergantung pada kontrol ACTH yang dengan kemampuannya untuk menyekresi kortisol secara autonomi dalam korteks adrenal. Tumor korteks adrenal yang akhirnya menjadi sindrom cushing yang jinak (adenoma) atau yang ganas (karsinoma). Adenoma korteks adrenal dapat menyebabkan sindrom cushing berat, namun biasanya berkembang secara lamba dan gejala dapat timbul bertahun-tahun sebelum diagnosis ditegakkan. Sebaliknya, karsinoma adreokortikal berkembang secara cepat dan dapat menyebabkan metastasis serta kematian (Niemen, 2005).
 3. KLASIFIKASI CUSING SYNDROM
Sindrom cushing dapat dibagi dalam 2 jenis:
  1. Tergantung ACTHheperfungsi korteks adrenal mungkin dapat disebabkan oleh sekresi ACTH kelenjar hipofise yang abnormal berlebihan. Tipe ini mula-mula dijelaskan oleh oleh Hervey Cushing pada tahun 1932, maka keadaan ini disebut juga sebagai penyakit cushing.
  2. Tak tergantung ACTHadanya adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH, selain itu terdapat bukti-bukti histologi hiperplasia hipofisis kortikotrop, masih tidak jelas apakah kikroadenoma maupum hiperplasia timbal balik akibat gangguan pelepasan CRH (Cortikotropin Realising hormone) oleh neurohipotalamus. (Sylvia A. Price; Patofisiologi. hal 1091) 
 4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala dapat mulai pada masa neonatus dan telah dikenali setidaknya pada 35 bayi yang berusia kurang dari 1 tahun. Pada awal kehidupan, anak perempuan melebihi anak laki-laki 3:1, dan tumor adrenokorteks (misalnya, karsinoma, adenoma, hiperplasia noduler) merupakan lesi penyebab yang lazim. Kelainannya tampak lebih berat dan tanda-tanda klinis lebih jelek pada bayi daripada bila mulainya terjadi pada anak yang lebih tua. Muka bulat, dengan pipi menonjol dan tampak kemerahan (moon face). Dagu berdekik, ada punuk kerbau (buffalo hump), dan obesitas menyeluruh. Tanda-tanda maskulinisasi abnormal karena produksi androgen tumor sering terjadi; karenanya, mungkin ada hipertrikhosis pada muka dan batang tubuh, rambut pubis, jerawat, suara mendalam, pembesaran klitoris, pada anak perempuan. Pertumbuhan terganggu, dengan tinggi ada di bawah persentil ke-3, kecuali bila virilisasi yang bermakna menghasilkan pertumbuhan normal atau bahkan pertumbuhan yang dipercepat. Hipertensi lazim ada dan dapat menyebabkan gagal jantung. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dapat menyebabkan sepsis yang mematikan. Bayi dengan sindrom Cushing, walaupun nampak kekar, biasanya rapuh. Kadang-kadang keadaannya dikaitkan dengan hemihipertrofi atau defek kongenital lain.
Pada anak yang lebih tua, hiperplasia adrenal bilateral merupakan lesi yang paling lazim, dan insiden jenis kelamin adalah sama. Selain obesitas, perawakan pendek merupakan tanda lazim yang tampak. Mulainya obesitas bertahap dan melambat atau berhentinya pertumbuhan mungkin merupakan satu-satunya manifestasi awal. Striae agak ungu pada pinggul, abdomen, dan paha lazim ada. Perkembangan pubertas mungkin terlambat, atau amenorrhea dapat terjadi pada anak perempuan setelah menarkhe. Lemah, nyeri kepala, turunnya pada pekerjaan di sekolah, dan kelabilan emosi mungkin menonjol. Hipertensi lazim ada. Batu ginjal pernah terjadi pada anak yang lebih tua dan pada bayi
.
 5. PATOFISIOLOGI
Penyebab cushing sindrom  adalah peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. glukokortikoid meningkat karena berbagai factor baik dari luar maupun dalam tubuh. Untuk lebih memahami manifestasi klinik sindrom chusing, kita perlu membahas akibat-akibat metabolik dari kelebihan glikokorikoid. Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon:
  1. Glukokortikoid. Glukokortikoid fisiologis yang disekresi oleh adrenal manusia adalah    kortisol
  2. Mineralokortikoid. Mineralokortikoid yang fisiologis yang diproduksi adalah aldosteron,
  3. Androgen
  4. Estrogen
Kelebihan glukokortikoid dapat menyebabkan keadan-keadaan seperti dibawah ini:
  1. Metabolisme protein,karbohidrat dan lemak.
Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein, menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel pembentk protein untuk mensistesis protein, sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit, otot, pembuluh darah, dan tulang. Secara klinis dapat ditemukan: Kulit mengalami atropi dan mudah rusak, luka-luka sembuh dengan lambat. Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan tanda regang pada kulit berwarna ungu (striae). Otot-otot mengalami atropi dan menjadi lemah. Penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya jaringan penyokong vaskule menyebabkan mudah timbul luka memar. Matriks protein tulang menjadi rapuh dan menyebabkan osteoporosis, sehingga dapat dengan mudah terjadi fraktur patologis.
Metabolisme karbohidrat dipengaruhi dengan merangsang glukoneogenesis dan menganggu kerja insulin pada sel-sel perifer, sebagai akibatnya penderita dapat mengalami hiperglikemia. Pada seseorang yang mempunyai kapasitas produksi insulin yang normal, maka efek dari glukokortikoid akan dilawan dengan meningkatkan sekresi insulin untuk meningkatkan toleransi glukosa. Sebaliknya penderita dengan kemampuan sekresi insulin yang menurun tidak mampu untuk mengkompensasi keadaan tersebut, dan menimbulkan manifestasi klinik DM.
Metabolisme lemak a gliserofosfat yang berasal dari glukosa dibutuhkaan untuk penyimpanan mempertahankan jumlah trigliserida dalam sel lemak jika a gliserofosfat tidak ada maka sel lemak akan melepaskan asam lemak .asam lemak akan dimobilisasi oleh koertisolsehingga konsentrasi asam lemak bebas di plasma meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan pemakaian untuk energy dan penumpukan lemak berlebih sehingga obesitas.
  1. Distribusi jaringan adiposa.
Distribusi jaringan adiposa terakumulasi didaerah sentral tubuh Obesitas Wajah bulan (moon face). Memadatnya fossa supraklavikulare dan tonjolan servikodorsal (punguk bison), Obesitas trunkus dengan ekstremitas atas dan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan penampilan klasik perupa penampilan Chusingoid.
  1. Elektrolit
Efek minimal pada elektrolit serum. Kalau diberikan dalam kadar yang terlalu besar dapat menyebabkan retensi natrium dan pembuangan kalium. Menyebabkan edema, hipokalemia dan alkalosis metabolic.


  1. Sistem kekebalan
Ada dua respon utama sistem kekebalan; yang pertama adalah pembentukan antibody humoral oleh sel-sel plasma dan limfosit B akibat ransangan antigen yang lainnya tergantung pada reaksi-reaksi yang diperantarai oleh limfosit T yang tersensitasi.
Glukokortikoid mengganggu pembentukan antibody humoral dan menghabat pusat-pusat germinal limpa dan jaringan limpoid pada respon primer terhadap anti gen. Gangguan respon imunologik dapat terjadi pada setiap tingkatan berikut ini: Proses pengenalan antigen awal oleh sel-sel sistem monosit makrofag. Induksi dan proleferasi limfosit imunokompeten. Produksi anti bodi. Reaksi peradangan. Menekan reaksi hipersensitifitas lambat.
  1. Sekresi lambung
Sekeresi asam lambung dapat ditingkatkan sekresi asam hidroklorida dan pepsin dapat meningkat. Faktor-faktor protekitif mukosa dirubah oleh steroid dan faktor-faktor ini dapat mempermudah terjadinya tukak.
  1. Fungsi otak
Perubahan psikologik terjadi karena kelebihan kortikosteroid, hal ini ditandai dengan oleh ketidak stabilan emosional, euforia, insomnia, dan episode depresi singkat.
  1. Eritropoesis
Involusi jaringan limfosit, rangsangan pelepasan neutrofil dan peningkatan eritropoiesis. Namun secara klinis efek farmakologis yang bermanfaat dari glukokortikoid adalah kemampuannya untuk menekan reaksi peradangan. Dalam hal ini glukokortikoid dapat menghambat hiperemia, ekstra vasasi sel, migrasi sel, dan permeabilitas kapiler, menghambat pelapasan kiniin yang bersifat pasoaktif dan menekan fagositosis. Efeknya pada sel mast; menghambat sintesis histamin dan menekan reaksi anafilaktik akut yang berlandaskan hipersensitivitas yang dperantarai anti bodi. Penekanan peradangan sangat deperlukan, akan tetapi terdapat efek anti inflamasi yang merugikan penderita. Pada infeksi akut tubuh mungkin tidak mampu melindungi diri sebagai layaknya sementara menerima dosis farmakologik. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1090-1091).
 6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
  1. Pada pemeriksaan laboratorium sederhana, didapati limfositofeni, jumlah netrofil antara 10.000 – 25.000/mm3, eosinofil 50/mm3, hiperglekemi (DM pada 10 % kasus) dan hipokalemia.
  2. Pemeriksaan laboratorik diagnostik. Pemeriksaan kadar kortisol dan “overnightdexamethasone suppression test” yaitu memberikan 1 mg dexametason pada jam 11 malam, esok harinya diperiksa lagi kadar kortisol plasma.Pada keadaan normal kadar ini menurun. Pemerikaan 17 hidroksi kortikosteroid dalam urin 24 jam (hasil metabolisme kortisol), 17 ketosteroid dalam urin 24 jam.
  3. Tes-tes khusus untuk membedakan hiperplasi-adenoma atau karsinoma:
 a)   Urinary deksametasone suppression test. Ukur kadar 17 hidroxikostikosteroid                                                                                                      dalam urin 24 jam, kemudian diberikan dexametasone 4 x 0,5 mg selama 2 hari, periksa lagi kadar 17 hidroxi kortikosteroid bila tidak ada atau hanya sedikit menurun, mungkin ada kelainan. Berikan dexametasone 4 x 2 mg selama 2 hari, bila kadar 17 hidroxi kortikosteroid menurun berarti ada supresi-kelainan adrenal itu berupa hiperplasi, bila tidak ada supresi kemungkinan adenoma atau karsinoma.
b)   Short oral metyrapone test. Metirapone menghambat pembentukan kortisol                   sampai pada 17 hidroxikortikosteroid. Pada hiperplasi, kadar 17 hidroxi kortikosteroid akan naik sampai 2 kali, pada adenoma dan karsinoma tidak terjadi kenaikan kadar 17 hidroxikortikosteroid dalam urine.
c)    Pengukuran kadar ACTH plasma.
d)   Test stimulasi ACTH, pada adenoma didapati kenaikan kadar sampai 2-3 kali,  pada kasinoma tidak ada kenaikan (Mansjoer, 2007).
  1. Terapi
Terapi dilakukan berdasarkan etiologinya. Jika disebabkan oleh karena tumor adrenal, maka harus dilakukan tindakan operatif untuk pengangkatan tumor tersebut, hanya saja sisa kelenjar adrenal akan mengalami atrofi. Terapi substitusi kortikosteroid dibutuhkan selama berbulan-bulan dan diperlukan penghentian secara bertahap untuk mengembalikan fungsi adrenal ke normal.Tumor hipofisis harus diobati dengan radiasi eksternal, implantasi atau hipofisektomi transfenoidal. Adrenalektomi total merupakan pengobatan yang sering dilakukan tetapi bisa terjadi renjatan postoperasi, sepsis dan penyembuhan yang lambat. Pada pasien yang menjalani adrenalektomi total diperlukan kortikosteroid permanent. Ada 3 jenis obat yang digunakan untuk menekan sekresi kortisol karsinoma diantaranya metyrapone, amino gluthemide dan p-DDD. Dapat digunakan untuk mengendalikan sindrom Cushing (dan untuk mengurangi resiko operasi) sebelum pengobatan radikal atau sebagai alternative jika tindakan bedah merupakan kontraindikasi.

  
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

 1. PENGKAJIAN
  1. Identitas
Gejala-gejala utama dapat dimulai pada masa neonates dikenali setidaknya pada 35 bayi di bawah usia kurang dari 1 tahun. Pada bayi Cushing Sindrom yang tidak tergantung ACTH yang khas pada bayi dan anak. paling sering disebabkan oleh tumor adrenokorteks yang sedang berfungsi, biasanya karsinoma maligna tetapi kadang-kadang adenoma benigna.
Lebih dari 50% tumor korteks terjadi pada anak berusia kurang dari 3 tahun sampai umur 3 tahun. 85% terjadi pada anak berusia 7 tahun atau lebih muda. Sedangkan pada anak yang berusia diatas 7 tahun, hyperplasia adrenal bilateral, biasanya ditemukan suatu bentuk cushing yang tergantung ACTH.
Anak perempuan 3 kali lebih beresiko dibandingkan dengan anak laki-laki.
  1. Keluhan utama
Nyeri kepala, amenorrhea dapat terjadi pada anak perempuan setelah menarche, ada punuk kerbau (buffalo hump), moon faces.
  1. Riwayat Penyakit Sekarang
Obesitas menyeluruh, pertumbuhan terganggu, rentan terhadap infeksi, striae agak ungu pada panggul.
  1. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah terjadi batu ginjal, pernah terjadi penyakit endokrin seperti penyakit pada kelenjar adrenal lainnya.
  1. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan pada keluarga apakah ada keluarga klien yang pernah mengalami penyakit seperti yang diderita klien.
  1. Tahap Pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6–7,5cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.
Pada kasus cushing sindrom pertumbuhan anak terganggu dengan tinggi dibawah persentil ke-3, kecuali bila virilisasi yang bermakna menghasilkan pertumbuhan normal atau bahkan pertumbuhan yang dipercepat. Pada berat badan, biasanya akan terjadi obesitas.
  1. Tahap Perkembangan
a.       Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.
b.      Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke ayahnya ).
c.       Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase preconseptual ( 2-4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4-7 tahun). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan magical thinking.
d.      Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi, memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.
e.       Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari ortu atau guru dan belajar yang benar – salah untuk menghindari hukuman.
f.       Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendek-tinggi,baik-nakal,bermain sesuai peran jenis kelamin,membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.
g.      Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
h.      Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3-4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat menerima atau memberikan perintah sederhana.
i.        Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa orang lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa dia mempunyai lingkungan luar.
j.        Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.
  1. Riwayat Imunisasi
Tanyakan kepada keluarga, khususnya orangtua, imunisasi apa saja yang telah didapatkan oleh anak, apakah lengkap atau tidak.
  1. Riwayat Nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari.Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
10.  Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :
1.         Gizi buruk kurang dari 60%
2.         Gizi kurang 60 % – <80 %
3.         Gizi baik 80 % – 110 %
4.         Obesitas lebih dari 120 %
5.         Riwayat pemenuhan Bio-psiko-sosial Virginia Handerson

11.  Pola respirasi
            Tidak ada gangguan
12.  Pola nutrisi
            Terjadi pebnurunan nafsu makan tetapi dapat mengalami obesitas
13.  Pola eliminasi
            Urin dalam jumlah banyak, terjadi diare.
14.  Pola aktifitas
            Otot lemah, gangguan koordinasi
15.  Kebutuhan istirahat tidur
            Sulit tidur dan mengalami insomnia
16.  Kebutuhan personal hygine
                     Banyak kebutuhan personal hygine akan tergantung pada pengasuh dan orang tua akibat kelemahan
17.  Mempertahankan temperature tubuh
            Tidak ada gangguan
18.  Komunikasi
            Biasanya komunikasi akan terganggu akibat dari kelamahan
19.  Kebutuhan bekerja
            Terganggu akibat kelemahan
20.  Bermain
            Aktivitas bermain terganggu akibat kelemahan
21.  Kebutuhan berpakaian
            Dapat tergantung kepada orang tua ataupun pengasuhnya.
22.  Belajar
            Biasanya terganggu akibat kelemahan
23.  Spiritual
2. Pemeriksaan Fisik
a.       B1 (Breath)
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal premitus teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan.
b.      B2 (Blood)
Perkusi pekak , S1 S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD meningkat.
c.       B3 (Brain)
Composmentis (456), kelabilan alam perasaan depresi sampai mania
d.      B4 (Bladder)
Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium.

 



. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan umum yang dapat dijumpai pada pasien dengan sindrom Cushing adalah sebagai berikut :
  1. Kerusakan integritas kulit b.d luka sulit sembuh .
  2. Kelebihan volume cairan b.d kelebihan natrium.
  3. Gangguan citra tubuh b.d penumpukan lemak berlebihan.
  4. Intolerensi aktivitas b.d kelemahan dan perubahan metabolism protein.
  5. Resiko cedera b.d kelemahan dan perubahan metabolisme protein.
  6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya kekebalan tubuh.












 4. INTERVENSI
  1. Kerusakan integritas kulit b.d luka sulit sembuh.
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan :
Eksternal :                                                                                                                                                                                                                                                                                  
-        Hipertermia atau hipotermia
-        Substansi kimia
-        Kelembaban
-        Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint)
-        Immobilitas fisik
-        Radiasi
-        Usia yang ekstrim
-        Kelembaban kulit
-        Obat-obatan
Internal :
-      Perubahan status metabolik
-      Tonjolan tulang
-      Defisit imunologi
-      Berhubungan dengan dengan perkembangan
-      Perubahan sensasi
-      Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)
-      Perubahan status cairan
-      Perubahan pigmentasi
-      Perubahan sirkulasi
-      Perubahan turgor (elastisitas kulit)

DO:
-        Gangguan pada bagian tubuh
-        Kerusakan lapisa kulit (dermis)
-        Gangguan permukaan kulit (epidermis)
NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Wound Healing : primer dan sekunder
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil:
v  Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
v  Tidak ada luka/lesi pada kulit
v  Perfusi jaringan baik
v  Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
v  Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
v  Menunjukkan  terjadinya proses penyembuhan luka

NIC : Pressure Management
§Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
§Hindari kerutan pada tempat tidur
§Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
§Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
§Monitor kulit akan adanya kemerahan
§Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
§Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
§Monitor status nutrisi pasien
§Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
§Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
§Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
§Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
§Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
§Cegah kontaminasi feses dan urin
§Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
§Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

  1. Kelebihan volume cairan b.d kelebihan natrium
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kelebihan Volume Cairan
Berhubungan dengan :
-          Mekanisme pengaturan melemah
-          Asupan cairan berlebihan
DO/DS :
-               Berat badan meningkat pada waktu yang singkat
-               Asupan berlebihan dibanding output
-               Distensi vena jugularis
-               Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales atau crakles), , pleural effusion
-               Oliguria, azotemia
-               Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan
NOC :
v  Electrolit and acid base balance
v  Fluid balance
v  Hydration
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Kelebihan volume cairan teratasi dengan kriteria:
v  Terbebas dari edema, efusi, anaskara
v  Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
v  Terbebas dari distensi vena jugularis,
v  Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign DBN
v  Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau bingung
NIC :
·         Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·         Pasang urin kateter jika diperlukan
·         Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin  )
·         Monitor vital sign
·         Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
·         Kaji lokasi dan luas edema
·         Monitor masukan makanan / cairan
·         Monitor status nutrisi
·         Berikan diuretik sesuai interuksi
·         Kolaborasi pemberian obat:
....................................
·         Monitor berat badan
·         Monitor  elektrolit
·         Monitor tanda dan gejala dari odema


3.      Gangguan citra tubuh b.d penumpukan lemak berlebihan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Gangguan body image berhubungan dengan:
Biofisika (penyakit kronis), kognitif/persepsi (nyeri kronis), kultural/spiritual, penyakit, krisis situasional, trauma/injury, pengobatan (pembedahan, kemoterapi, radiasi)
 DS:
-          Depersonalisasi bagian tubuh
-          Perasaan negatif tentang tubuh
-          Secara verbal menyatakan perubahan gaya hidup
DO :
-          Perubahan aktual struktur dan fungsi tubuh
-          Kehilangan bagian tubuh
-          Bagian tubuh tidak berfungsi

NOC:
v Body image
v Self esteem
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. gangguan body image
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
v Body image positif
v Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
v Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
v Mempertahankan interaksi sosial

NIC :
Body image enhancement
-          Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
-          Monitor frekuensi mengkritik dirinya
-          Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
-          Dorong klien mengungkapkan perasaannya
-          Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
-          Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil






  1. Intolerensi aktivitas b.d kelemahan dan perubahan metabolism protein
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan :
·         Tirah Baring atau imobilisasi
·         Kelemahan menyeluruh
·         Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan
Gaya hidup yang dipertahankan.
DS:
·         Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
·          Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.
DO :

·         Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas
·         Perubahan ECG : aritmia, iskemia

NOC :
v  Self Care : ADLs
v  Toleransi aktivitas
v  Konservasi eneergi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan Kriteria Hasil :
v  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
v  Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
v  Keseimbangan aktivitas dan istirahat

NIC :
v  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
v  Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
v  Monitor nutrisi  dan sumber energi yang adekuat
v  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
v  Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
v  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
v  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.
v  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
v  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
v  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
v  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda,
v  Bantu untuk  mengidentifikasi aktivitas yang disukai
v  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
v  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
v  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
5.      Resiko cedera b.d kelemahan dan perubahan metabolisme protein
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Risiko Injury
Faktor-faktor risiko :
Eksternal
-     Fisik (contoh : rancangan struktur dan arahan masyarakat, bangunan dan atau perlengkapan;  mode transpor atau cara perpindahan; Manusia atau penyedia pelayanan)
-     Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi dalam masyarakat, mikroorganisme)
-     Kimia (obat-obatan:agen farmasi, alkohol, kafein, nikotin, bahan pengawet, kosmetik; nutrien: vitamin, jenis makanan; racun; polutan)
Internal
-     Psikolgik (orientasi afektif)
-     Mal nutrisi
-     Bentuk darah abnormal, contoh : leukositosis/leukopenia
-     Perubahan faktor pembekuan,
-     Trombositopeni
-     Thalassemia,
-     Penurunan Hb,
-     Imun-autoimum tidak berfungsi.
-     Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak berfungsinya sensoris)
-     Disfugsi gabungan
-     Disfungsi efektor
-     Hipoksia jaringan
-     Perkembangan usia (fisiologik, psikososial)
-     Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh, berhubungan dengan mobilitas)
NOC :
Risk Kontrol
Immune status
Safety Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…. Klien tidak mengalami injury dengan kriterian hasil:
v Klien terbebas dari cedera
v Klien mampu menjelaskan cara/metode untukmencegah injury/cedera
v Klien mampu menjelaskan factor risiko dari lingkungan/perilaku personal
v Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury
v Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
v Mampu mengenali perubahan status kesehatan
NIC : Environment Management (Manajemen lingkungan)
§ Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
§ Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif  pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
§ Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)
§ Memasang side rail tempat tidur
§ Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
§ Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien.
§ Membatasi pengunjung
§ Memberikan penerangan yang cukup
§ Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
§ Mengontrol lingkungan dari kebisingan
§ Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
§ Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.


6.      Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya kekebalan tubuh
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Risiko infeksi

Faktor-faktor risiko :
-   Prosedur Infasif
-   Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
-   Malnutrisi
-   Peningkatan paparan lingkungan patogen
-   Imonusupresi
-   Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
-   Penyakit kronik
-   Imunosupresi
-   Malnutrisi
-   Pertahan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, trauma jaringan, gangguan peristaltik)
NOC :
v Immune Status
v Knowledge : Infection control
v Risk control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…… pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil:
v Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
v Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v Jumlah leukosit dalam batas normal
v Menunjukkan perilaku hidup sehat
v Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal

NIC :
·   Pertahankan teknik aseptif
·   Batasi pengunjung bila perlu
·   Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
·   Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
·   Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·   Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·   Tingkatkan intake nutrisi
·   Berikan terapi antibiotik:.................................
·   Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·   Pertahankan teknik isolasi k/p
·   Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·   Monitor adanya luka
·   Dorong masukan cairan
·   Dorong istirahat
·   Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·   Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid

B.     Saran
Dengan selesainya asuhan keperawatan ini disusun, penulis berharap pembaca dapat mempelajari dan memahami tentang gangguan kelenjer adrenal sindrom cushing. Penulis juga mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang dalam penyusunan asuhan keperawatan.























DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Agus &Andryantao, Michael (2010) Pengantar Psikologi.  
            Jakarta: Erlangga.

Rusepno, Hasan, dkk. (2000), Ilmu Kesehaatan Anak 2, Infomedica :
            Jakarta

Yusuf, Syamsu, 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Bandung:
             PT Remaja Rosdakarya.

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 9.
            EGC : Jakarta.

www.nursesblog.askep-askep- Cushinge syndrom.com
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-Cushinge syndrom /



Baca lainnya <a href="http://charon88.blogspot.com">Klik di sini</a>



0 comments:

Post a Comment